This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Tampilkan postingan dengan label Festival. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Festival. Tampilkan semua postingan

Mei 27, 2010

Festival Seni Asmat: Selamatkan Budaya Papua

 JUBI --- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Asmat akan menyelenggarakan festival seni dalam rangka pelestarian budaya Kabupaten Asmat.

Peserta yang terlibat dalam kegiatan tersebut berasal dari anak sekolah tingkat SMP, SMU hingga sanggar seni di wilayah Asmat.

Sekertaris Dinas Kebudayaan dan Parawisata Kabupaten Asmat, Donatus Tamot menuturkan, festival seni itu akan diselenggarakan tanggal 27-29 Mei mendatang. “Kami harap Gubernur Papua turun ke daerah dalam pembukaan acara festival ini,” ungkapnya, Selasa (18/5) di ruang kerjanya, Agats.

Sementara itu pendaftaran para peserta festival seni sedang berjalan hingga 22 Mei mendatang bertempat di Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Asmat pada setiap hari jam kerja.

Berbagai perlombaan akan digelar di sini. Seperti tari kreasi, musik rakyat, tari balada Cendrawasih, drama, lomba ukir tingkat SMP, serta lomba karya ilmiah dengan judul ‘Pentingnya Sagu Bagi Orang Asmat’.

“Festival kali ini adalah yang kedua kali, sebelumnya pada tahun 2009 kemarin,” ujarnya.  Katanya kegiatan festival seni itu difokuskan kepada kelompok anak muda sebagai harapan masa depan Asmat. “Jadi festival seni ini berbeda dengan festival budaya,” tambahnya.

Dikatakan Tamot, festival seni ini dilakukan sebenarnya memperingati moment Ulang Tahun Kabupaten Asmat, yaitu tiap tahun dalam bulan Mei. 

Direncanakan ajang festival bertemakan ‘Selamatkan Lingkungan Hidup Untuk Kebudayaan Papua’ itu dihadiri oleh gubernur Papua, Barnabas Suebu. Melalui kreativitas seni ini diharapkan agar mampu mewujudkan martabat orang Asmat dan Papua umumnya, agar berkontribusi menyelamatkan budaya sebagai sumber hidup orang Papua. (Willem Bobi)


Sumber: http://tabloidjubi.com

Maret 09, 2010

Pelestarian sumber daya budaya Papua

Jayapura, - Pelestarian sumber daya budaya Papua harus menjadi salah satu prioritas pembangunan daerah sehingga dapat menunjang sektor lainnya seperti ekonomi, pendidikan dan sosial budaya.

"Selama ini pelestarian sumber daya budaya Papua belum menjadi prioritas pembangunan daerah. Bahkan, sering kali hanya dijadikan alat politik praktis kelompok tertentu," kata Peneliti Balai Arkeologi Jayapura, Hari Suroto di Jayapura, Minggu.

Dia mengatakan, pelestarian sumberdaya budaya sesuai dengan amanat Undang undang nomor 21 tahun 2009 tentang Otonomi Khusus Papua yang menegaskan bahwa kebudayaan Papua adalah urat nadi dalam memahami dan mengembangkan masyarakat.

"Artinya, segala sumberdaya yang ada dikerahkan dalam kerangka memahami identitas masyarakat Papua," ujar Hari.

Menurut dia, pembangunan kebudayaan Papua penting untuk melestarikan kebudayaan masyarakat setempat sehingga semakin mengukuhkan jati diri dan identitas orang Papua, walaupun berada dalam kondisi peradaban yang maju dan modern.

Selanjutnya dia mengatakan, pembangunan kebudayaan di Papua juga bisa memberikan kesejahteraan bagi masyarakat karena ikut menunjang sektor pariwisata yang bisa memberikan dampak pada peningkatan pendapatan masyarakat.

"Pariwisata bisa membuka berbagai lapangan kerja seperti perhotelan, bisnis kuliner, transportasi sehingga setiap kunjungan wisatawan bisa memberi pemasukan bagi daerah," kata Hari.

Selain itu, pelestarian kekayaan budaya dapat dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan sehingga meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap kebudayaan.

"Penghargaan terhadap budaya ini akan menumbuh kembangkan kreativitas dan aktivitas serta kualitas karya budaya masyarakat yang unik dan menarik perhatian wisatawan," ujar Hari.

Papua yang memiliki lebih dari 250 etnik telah beberapa kali menggelar kegiatan kebudayaan yang menampilkan keragaman budaya masyarakat baik berupa pertunjukan seni, praktik sosial, ritual serta kerajinan sosial.

Pada 2009 lalu, Pemerintah Kota Jayapura menggelar Festival Budaya Teluk Humbold yang menyuguhkan tradisi masyarakat setempat.

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Jayapura juga memiliki kegiatan budaya tahunan yakni Festival Danau Sentani (FDS) yang menjadi festival budaya dari berbagai kampung di sekitar danau tersebut dan beberapa kabupaten di Papua.

Adapun masyarakat di Kabupaten Jayawijaya, setiap tahun menggelar Festival Lembah Baliem yang cukup menarik perhatian wisatawan manca negara.

sumber: arkeologi.web.id

Agustus 08, 2007

Kebudayaan Papua Hadapi Masalah Pewarisan

TEMPO Interaktif, Jayapura:Wakil Gubernur Papua, Alex Hesegem, menyatakan kebudayaan Papua saat ini memiliki masalah pewarisan. Sebab, potensi budaya hanya tersimpan pada orang tertentu, terutama orang tua. "Orang muda cenderung meninggalkan akar budaya dan mengikuti tren global," katanya saat membuka Festival Adat Papua, kemarin.

Selain diikuti 14 kabupaten di Provinsi Papua, festival itu juga diikuti Kabupaten Manokwari yang kini menjadi wilayah Irian Jaya Barat. Festival yang akan berlangsung hingga 11 Agustus ini diikuti oleh 662 orang.

Menurut Alex, masih banyak potensi budaya yang belum tergali karena mayoritas penduduk Papua tinggal di kampung-kampung di pedalaman. "Harus dipikirkan, format baru pengembangan budaya yang tak terkikis oleh perkembangan zaman," katanya.

Menurut Ketua Panitia, Septinus Rumaseb, festival ini berisi seni tari, musik, dan sastra tradisional suku-suku di Papua. "Ada juga pameran makanan tradisional, benda budaya, dan obat tradisional," katanya.

Dalam festival ini, sejumlah penari lengkap dengan ikat kepala, bertelanjang dada dan mengenakan rok rumbai-rumbai menyambut para tamu menuju lokasi festival, Taman Budaya Kota Jayapura. Para tamu dan peserta juga mengikuti upacara mengunyah pinang. Pinang merupakan lambang perdamaian di Papua. (PRAMONO)

Sumber: http://www.tempo.co.id/hg/nusa/papua/2007/08/08/brk,20070808-105134,id.html

Recommended