April 08, 2010

Masyarakat Berperan Sebagai Sumber Informasi Arkeologi

JAYAPURA, KOMPAS.com--Masyarakat, terutama para tokoh adat memiliki peran cukup besar sebagai sumber informasi mengenai keberadaan peninggalan arkeologi yang terdapat di seluruh daerah di wilayah Papua.

"Balai Arkeologi Jayapura sejauh ini telah mendata potensi sumber daya arkeologi yang ada di wilayah kerja Papua dan Papua Barat, tapi jumlah ini masih sedikit dibandingkan kenyataan yang sebenarnya di lapangan," kata Kepala Balai Arkeologi Jayapura, M Irfan Mahmud MSi di Jayapura, Rabu.

Dia mengatakan, pihaknya sangat berharap masyarakat bisa memberikan informasi mengenai keberadaan potensi arkeologi di daerah karena sangat membantu pekerjaan penelitian dan pengembangan peninggalan sejarah tersebut.

Oleh sebab itu, menurut Irfan, Balai Arkeologi Jayapura senantiasa menjalin kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan dalam hal pengelolaan situs-situs bersejarah. Misalnya dengan perguruan tinggi, tokoh adat, tokoh masyarakat serta pemerintah daerah.

"Dengan kemitraan ini, penelitian, pengembangan dan pengelolaan peninggalan arkeologi di seluruh wilayah Papua bisa berjalan baik sehingga bisa memberi kontribusi bagi pembangunan daerah," ujarnya.

Selama 14 tahun usianya, Balai Arkeologi Jayapura telah menjangkau 25 situs dari 89 situs yang telah terdata dengan rata-rata penelitian dua kegiatan setiap tahun.

Irfan mengatakan, untuk mengoptimalkan tugas penelitian arkeologi di Papua, Balai Arkeologi Jayapura membagi enam daerah penelitian yang menjangkau seluruh wilayah kerja yang meliputi Papua dan Papua Barat.

Keenam wilayah penelitian tersebut terdiri dari kawasan Kepala Burung yang meliputi Kabupaten Sorong, Sorong Selatan, Raja Ampat dan Manokwari.

Berikutnya adalah kawasan Teluk Bintuni, terdiri dari Kabupaten Teluk Bintuni, Teluk Wondama, Kaimana dan Fakfak dan kawasan Teluk Cenderawasih yang meliputi Kabupaten Waropen, Yapen, Paniai, Nabire, Biak Numfor dan Supiori.

Sementara itu, kawasan Pegunungan Tengah mencakup Kabupaten Pegunungan Bintang, Jayawijaya, Tolikara, Yahukimo, Puncak Jaya dan Mimika.

Adapun di kawasan Budaya Selatan, kabupaten yang menjadi fokus penelitian Balai Arkeologi Jayapura adalah Kabupaten Merauke, Boven Digoel, Mappi dan Asmat.

Sedangkan Kabupaten Jayapura, Keerom, Sarmi dan Mamberamo Raya termasuk daerah penelitian di Kawasan Pantai Utara atau Budaya Tabi.

Sumber: Kompas

0 komentar:

Posting Komentar

Trimaksih atas komentarnya

Recommended